Selasa, 23 November 2010

NILAI BUDAYA DAN ETNIS


NILAI BUDAYA DAN ETNIS



Pendahuluan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

        
PEMBAHASAN

Pengertian Budaya, Nilai dan Etnis
Budaya
        Dalam studi tentang budaya kita perlu memperhatikan karakteristik-karakteristik dari budaya itu sendiri, yaitu budaya itu ditemukan (invented), budaya dipelajari, budaya diyakini dan disebarluaskan secara sosial, budaya-budaya itu serupa tapi tidak sama, budaya itu memuaskan kebutuhan dan diulang-ulang secara konsisten (persistent), budaya bersifat adaptif, budaya itu terorganisasi dan terintegrasi, dan budaya itu dasar aturan (prescriptive).
        Budaya mengacu pada seperangkat nilai, gagasan, artefak, dan simbol bermakna lainnya yang membantu individu berkomunikasi, membuat tafsiran, dan melakukan evaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dibagi menjadi 2 yaitu, makrobudaya dan mikrobudaya. Makrobudaya mengacu pada seperangat nilai dan simbol yang berlaku kepada keseluruhan masyarakat. Makrobudaya contohnya suatu bangsa, peradaban. Sedangkan mikrobudaya mengacu pada seperangkat nilai dan simbol yang berlaku lebih terbatas. Mikrobudaya contohnya kelompok agama, etnis.
Budaya merupakan suatu kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari seseorang, yang dapat mengarahkan seseorang tersebut dalam menggunakan suatu barang atau jasa. Kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan itu dapat muncul bila seseorang melakukan interaksi, hubungan dan saling mempengaruhi dalam berperilaku. Unsur-unsur budaya antara lain :
Nilai
Norma
Kebiasaan
Larangan
Mitos
Symbol
Unsur-unsur budaya tersebut dapat mempengaruhi pengkonsumsian suatu produk dan jasa, sebagai salah satu contoh : pada saat panen raya, petani menggelar syukuran tanda keberhasilan dalam berproduksi, sehingga konsumsi terhadap beras, daging dan sayur-sayuran akan meningkat.
Budaya dapat dipelajari karena sangat kental di kehidupan sosialnya, antara lain :
Prestasi  dan sukses pekerjaan
Aktifitas  sehari-hari
Efisiensi  dan kepraktisan dalam beraktifitas
Kemajuan  keluarga
Kesenangan  pada materi
Individualisme
Kebebasan
Penyesuaian  eksternal
Perikemanusiaan
Kebugaran  dan kesehatan
Pergaulan  dll


Nilai
            
Nilai adalah kepercayaan bersama atau norma kelompok yang telah diserap oleh individu. Misalnya nilai kesopanan. Selain itu, nilai adalah ide umum tentang tujuan yang baik dan yang buruk. Dari alur norma atau aturan yang menjelaskan tentang yang benar atau yang salah, yang bisa diterima dan yang tidak. Beberapa norma dikatakan sebagai enacted norms, di mana maksud dari norma tersebut terlihat secara eksplisit, benar dan salah. Namun, banyak norma lain yang lebih halus, ini adalah crescive norm yang telah tertanam dalam budaya dan hanya bisa terlihat melalui interaksi antaranggota dalam budaya.
            Nilai-nilai budaya yang berlaku berbeda di setiap wilayah. Nilai yang berlaku di suatu Negara belum tentu berlaku di Negara atau bahkan bisa bertolak belakang dari nilai yang berlaku di Negara lain tersebut. Budaya mempengaruhi konsumen dalam sudut pandang terhadap dirinya dan orang lain, dan karenanya mempengaruhinya dalam berperilaku. Oleh karenanya, budaya sangat mempengaruhi bagaimana konsumen bereaksi atau berperilaku terhadap produk atau inovasi tertentu.


Etnis
Menurut Frederich Barth (1988) istilah etnis menunjukkan pada suatu kelompok tertentu yang karena kesamaan ras, agama, asal-usul bangsa, ataupun kombinasi dari kategori tersebut terikat pada sistem nilai budayanya. Misalnya ras contohnya etnis jawa, etnis batak.

Nilai-nilai yang berubah
           Sumber nilai yang berubah yang pertama adalah tiga serangkai lembagaa yaitu keluarga, agama, dan sekolah. Bila lembaga-lembaga berubah dengan cepat, nilai-nilai dari konsumen berubah, menciptakan kebutuhan akan perubahan yang sesuai di dalam prigram pemasaran dan komunikasi. Pertama keluarga, beberapa perusahaan meninjau kebijakan mereka mengenai gangguan pekerjaan terhadap kehidupan keluarga misalnya memberikan pusat penitipan anak yang berkualitas bagi pegawai, mendorong keluarga untuk mengadakan perjalanan keluar kota, memberikan beasiswa pada anak-anak pegawai, dan bahkan memberikan konseling perkawinan. Kedua agama, efek dari lembaga keagamaan yang berubah dengan pemasaran adalah bahwa nilai-nilai konsumen pada tahun-tahun mendatang akan lebih pribadi, bervariasi, dan pluralistis. Misalnya, banyak penyusutan inventaris merosot bila lembaga agam merosot karena pegawai mungkin tidak lagi mengangga bahwa pencurian itu salah. Ketiga pendidikan, contohnya di Amerika pada tahun 1970 lebih banyak pria lulusan perguruan tinggi, tetapi sekarang malah lebih banyak wanita. Sumber yang kedua adalah pengalaman pada awal kehidupan. Contohnya perang, gerakan hak warga sipil, dan realitas ekonomi.

Pengaruh etnis pada perilaku konsumen

            Norma dan nilai kelompok di dalam masyarakat lebih luas disebut dengan pola etnis. Etnisitas adalah proses identifikasi kelompok dimana orang menggunakan label etnis untuk mendefinisikan diri mereka dan orang lain. Etnisitas merupakan semacam kombinasi keduanya, termasuk kekuatan atau kelemahan afiliasi orang yang mempunyai kelomok etnis sehingga tingkat dimana orang didalam kelompok etnis berbagi persepsi dan kognisi yang sama dan yang berbeda dengan persesp dan kognisi kelopok etnis yang lain, mereka merupakan kelompok pasar yang berbeda. Nilai makrobudaya etnis mungkin bertentangan dengan mikrobudaya. Contohnya, gaya hidup orang kulit hitam yang tinggal di negara barat mungkin mencerminkan makrobudaya kulit hitam maupun barat, tetapi terkadang orang kulit hitam secara sengaja ataupun tidak, tdak mencerminkan budaya yang mungkin ditunjukan oleh warna dan nama keluarga, dan konsumen Inggris mengasimilasi dan memeainkan musik, bahasa, makanan, dari mikrobudaya etnisnya.



PENUTUP

Konsumen adalah makhluk sosial yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya dan mempengaruhi lingkungan sosialnya. Dimana pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, nilai dan etnis. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh ketiga faktor tersebut diatas.
Kebudayaan adalah faktor penentu yang paling pokok dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan keseluruhan kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang dipelajari yang membantu mengarahkan perilaku konsumen para anggota masyarakat tertentu.

            Demikianlah tulisan tentang “Pengaruh Budaya, Nilai dan Etnis Terhadap Perilaku Konsumen” ini saya buat demi menambah pengetahuan masyarakat tentang pengaruh lingkungan apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Tulisan ini berasal dari beberapa sumber yang berasal dari internet dan saya berharap tulisan ini dapat berguna untuk semua yang membacanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar